Smk Ype Sampang

Teknik Komputer & Jaringan

Pembukaan

Nama : Reni Febrianti

sekolah : Smk ype sampang

Jurusan : Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)

Assalamu'alaikum...

Disini saya ingin berbagi ilmu agar bermanfaat untuk semua.

Langsung ajah pelajari tentang jaringan di bawah ini kuuy...

Wednesday, November 20, 2019

Buku Menjadi Hacker

Click link dibawah ini

⇘⇙

file:///G:/%C2%A0/data/P.hacking/[eshaardhie.blogspot.com]%20Buku%20Sakti%20Hacker.pdf

Posted by Reni febrianti at 11:36 PM

Email This BlogThis!Share to X Share to Facebook Share to Pinterest

Labels: teplom

Reni febrianti

Motivasi saya menjadi admin (^_^)

1 comment:

Reni febriantiNovember 23, 2019 at 7:24 AM
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete
Replies

Add comment

Newer Post Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Ikuti Blog ini yah

Akun Pribadi Saya

Blog Archive

▼ 2019 (6)
- ► December (2)
- ▼ November (4)

About Me

Reni febrianti: Motivasi saya menjadi admin (^_^)

View my complete profile

Implementasi E-Learning

Sistem pendidikan di Indonesia sangat be-ragam. Dalam Undang-Undang Satuan Pendi-dikan Nasional Republik Indonesia (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003, pasal 15 dan 18 ayat 3, salah satu bentuk dari sistem pendidikan di Indonesia adalah pendidikan kejuruan. Misi pendidikan ini adalah membantu peserta di-dik dalam mengembangkan sikap profesion-alnya, mampu berkompetisi dan mampu me-niti tahap perkembangan yang ada di bidang keahliannya. Tahap perkembangan yang ada dalam pendidikan kejuruan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dalam lingkup pendidikan kejuruan dengan menghasilkan para pekerja yang professional di bidangnya masing-masing.Pendidikan kejuruan dalam prosesnya di-harapkan mampu meningkatkan kemandirian peserta didik dalam belajar serta memudah-kan peserta didik dalam meningkatkan potensi yang dimiliki. Kemandirian ini dapat terwujud dengan memberikan pembelajaran yang bukan hanya berpusat pada guru, seperti pendidikan konvensional tetapi juga dengan memberikan pembelajaran berbasis teknologi, dengan me-manfaatkan teknologi yang ada.Kompetensi yang dimiliki lulusan SMK di Indonesia masih dianggap kurang kompeten. Permasalahan tersebut diperkuat oleh beberapa penelitian. Menurut Samsudi dalam Mangesa (2012, p.6) menyatakan bahwa idealnya secara nasional lulusan SMK yang bisa langsung me-masuki dunia kerja sekitar 80-85%, tetapi ke-nyataannya yang terserap baru 61%. Hal ini di-pengaruhi oleh berbagai faktor. Baik dari fak-tor peserta didik sendiri, guru, sarana prasarana dalam pembelajaran, pendekatan pembelajaran maupun pemanfaatan teknologi yang ada.Pemanfaatan dan pengembangan teknolo-gi informasi dan komunikasi di bidang pendi-dikan memerlukan ketersediaan sumber daya manusia TIK yang berkualitas. Suib (2012, p.676) menyatakan bahwa unsur SDM guru/tenaga kependidikan merupakan pihak yang dipandang paling bertanggungjawab terhadap keberhasilan implementasi TIK. Aspek sum-ber daya manusia (SDM), tata kelola, kelem-bagaan, dan penganggaran menjadi topik-topik inti sebagai suatu cerminan sejauh mana dan bagaimana TIK telah diimplementasikan oleh guru dalam meningkatkan pembelajarannya. Dengan demikian daya dukung yang diperlu-kan dalam penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan TIK mencakup SDM, infra-struktur TIK, dan penganggaran. Pembelajaran menggunakan e-learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan dukungan teknologi informasi dan komuni-kasi (TIK). Dalam e-learning, pengajar tidak sekedar mengunggah (mengupload) materi pembelajaran yang bisa diakses secara on-line oleh peserta didik, tetapi pengajar dapat melakukan evaluasi/penilaian, menjalin ko-munikasi, berkolaborasi, dan mengelola as-pek-aspek pembelajaran lainnya. Islam (2012, p.1) mengatakan bahwa an e-learning system’s effectiveness largely depends on collabora-tion between individuals (both educators and students). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa sebuah efektivitas atau manfaat sistem e-learning sangat tergantung pada kolaborasi atau kerjasama antar kedua individu yaitu pen-didik dan peserta didik. Dengan demikian per-sepsi tentang manfaat e-learning dapat diukur sesuai dengan apa yang telah dirasakan oleh guru dan peserta didik dalam implementasi e-learning.Paradigma baru pembelajaran yakni me-lalui e-learning menjadi tanda adanya perge-seran paradigma pembelajaran tradisional. Du-kungan terhadap pembelajaran berbasis TIK sesuai dengan Renstra Kemendikbud 2010-2014 (2013, p.141) menyatakan bahwa pada ta-hun 2014 Kemendikbud memiliki target 100% SMK memiliki sambungan internet dan 70% SMK menerapkan e-learning. Namun, Data Departemen Pendidikan Nasional menunjuk-kan bahwa sebanyak 95% SMK telah memiliki komputer. Namun demikian, kurang dari 25% SMU dan 10% SMK yang telah terhubung dengan internet. Pembelajaran berbasis web (e-learning) sudah dikembangkan dan diterapkan oleh be-berapa sekolah menengah kejuruan di Daerah Istimewa Yogyakarta. E-learning ini diharap-kan diimplementasikan oleh semua jurusan yang ada di SMK, khususnya pada program keahlian teknologi komputer dan jaringan.

Program keahlian teknologi komputer dan jaringan

Program keahlian teknologi komputer dan jaringan merupakan program keahlian yang dalam pembelajarannya sangat berhubungan langsung dengan fasilitas internet dan penggunaan komputer. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh jurusan ini juga dibutuhkan dalam implementasi e-learning serta kompetensi guru dalam bidang ini sangat kompeten untuk melaksanakan pembelajaran dalam bentuk e-learning. Sekolah yang telah menjadi sekolah rintisan sekolah bertaraf international (RSBI) memilikikeunggulan-keunggulandibandingkan dengan sekolah yang belum menjadi RSBI. Sekolah eks RSBI, sebagai sekolah yang telah bekerjasama dengan pemerintah, tentunya memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Kualitas guru dan siswa dapat meningkat seiring dengan perhatian dari sekolah, yang didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki khususnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh guru dan siswa dalam menerapkan sistem pembelajaran berbasis e-learning yaitu komputer dan jaringan internet yang memadai. Beberapa penelitian menyatakan bahwa banyak program RSBI yang tidak maksimal dijalankan. Hasil penelitian Mudjito dalam Esti (2013, p.6) menyatakan bahwa pelaksanaan program RSBI untuk pendidikan dasar dan menengah di Propinsi DKI belum mampu memberikan pengaruh yang berarti bagi peningkatan mutu khusus jenjang pendidikan SD, maupun bagi peningkatan mutu pendidikan nasional pada umumnya. Hasil penelitian lain dari Kamid dalam Esti (2013, p.6) tentang implementasi program RSBI sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMK Negeri 1 Kebumen, hasilnya menunjukkan bahwa secara umum program dapat memenuhi Sembilan kriteria penjaminan mutu RSBI, namun demikian masih terdapat beberapa kekurangan terutama pada unsur kompetensi TIK dan bahasa Inggris guru dan tenaga administrasi masih rendah, dukungan dana belum sesuai yang diharapkan, dan kualifikasi akademik guru dan tenaga administrasi belum sesuai dengan ketentuan. Dari penelitian di atas, salah satu program yang tidak diimplementasikan dengan baik adalah pada unsur kompetensi TIK. Pembelajaran berbasis TIK yakni dengan menerapkan e-learning belum maksimal dijalankan oleh sekolah RSBI pada saat program RSBI masih dijalankan. Sebelum keputusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan pelaksanaan RSBI/SBI melanggar kontitusi, e-learning merupakan bagian kewajiban bagi SMK RSBI/SBI, seperti yang diamanatkan melalui Permendiknas No. 78 tahun 2009. Dalam Permendiknas no.78 tahun 2009 disebutkan salah satu poin berisi penerapan proses belajar yang dinamis dan berbasis TIK. Saat ini dengan diberhentikannya RSBI/SBI maka penetrasi e-learning di SMK menjadi semakin berat (Muskhlikin & Eko, 2013, p.212). Muskhlisin dan Eko juga menyatakan bahwa implementasi e-learning yang ada di SMK secara umum sebatas pada mata pelajaran yang terkait langsung dengan komputer (misalnya KKPI) atau mata pelajaran yang diampu oleh guru dengan latar belakang TIK. Dengan demikian, guru pada program keahlian teknologi komputer dan jaringan, sebagai salah satu program keahlian yang dilaksanakan di SMK tentunya memiliki kompetensi yang lebih baik dibanding jurusan yang lain. Selain itu, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran program keahlian ini tidak jauh dari sarana dan prasarana yang berhubungan dengan fasilitas internet dan komputer. Pembelajaran berbasis web (e-learning), merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses melalui jaringan internet. ASTD (The American Society for Training and Development) dalam Rusman (2011, p.263), mengemukakan defenisi e-learning yaituE-learning is a broad set of applications and processes which include web-based learning, computer-based learning, virtual and digital classrooms. Much of this is delivered via the internet, intranets, audio and videotape, satellite broadcast, interactive TV, and CD-ROM. The definition of elearning varies depending on the organization and how it is used but basically it is involves electronic means communication, education, Jurnal Pendidikan Vokasi – 99 Implementasi E-Learning Program Keahlian TKJ and training. Defenisi tersebut dapat diartikan bahwa e-learning merupakan proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web (web based learning), pembelajaran berbasis komputer (computer based learning), kelas virtual (virtual classroom) dan atau kelas digital (digital classroom). Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan dihantarkan melalui media internet, intranet, tape video atau audio, penyiaran melalui satelit, televise interaktif serta CD-ROM. Defenisi ini juga menyatakan bahwa defenisi dari e-learning itu bisa bervariasi tergantung dari penyelenggara kegiatan e-learning tersebut dan bagaimana cara penggunaannya, termasuk juga apa tujuan penggunaannya. Defenisi lain diungkapkan oleh Vargas and Tian (2013, p.1) yakni “E-learning or technology enhanced learning describes the use of technology to support and enhance learning practice”. Defenisi ini dapat diartikan bahwa e-learning adalah teknologi yang dapat mendukung dan meningkatkan praktik pembelajaran. Defenisi ini juga menyiratkan simpulan yang menyatakan bahwa e-learning pada dasarnya adalah pengaplikasian kegiatan komunikasi pendidikan dan pelatihan secara elektronik. Defenisi e-learning juga diungkapkan oleh Naidu (2006, p.1) yaituE-learning is commonly referred to the intentional use of networked information and communications technology in teaching and learning. A number of other terms are also used to describe this mode of teaching and learning. They include online learning, virtual learning, distributed learning, network and webbased learning. Fundamentally, they all refer to educational processes that utilize information and communications technology to mediate asynchronous as well as synchronous learning and teaching activities. Dari defenisi di atas dapat dimaknai bahwa Elearning sering disebut penggunaan sengaja jaringan informasi dan teknologi komunikasi dalam proses mengajar dan belajar. Sejumlah istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan mode ini mengajar dan belajar, yaitu belajar secara online, belajar virtual, pembelajaran terdistribusi dengan jaringan dan pembelajaran berbasis web. Pada dasarnya, semua mengacu pada proses pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasidan komunikasi untuk menengahiasynchronous serta pembelajaransinchronous dalam kegiatan mengajar. Dengan demikian pembelajaran dengan model e-learning adalahmodel pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang menuntut keterampilan employability skill sehingga tujuan pembelajaran serta manfaat teknologi informasi dan komunikasi dapat dirasakan baik oleh guru maupun siswa. Untuk penerapan e-learning membutuhkan daya dukung pembelajaran yang membedakannya dengan model pembelajaran yang lainnya. Proses pembelajaran dengan e-learning dilakukan dengan menggunakan berbagai fasilitas teknologi informasi, seperti komputer baik hardware maupun software, dan teknologi jaringan. E-learning membutuhkan fasilitas pendukung agar dapat diterapkan dengan baik. Clark (2011, p.8) mengungkapkan fasilitas tersebut yaitu; 1) Stores and/or transmits lessons on CD-ROM, local internal or external memory, or servers on the Internet or intranet; 2) Includes content relevant to the learning objective; 3) Uses media elements such as words and pictures to deliver the content; 4) Uses instructional methods such as examples, practice, and feedback to promote learning. Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa e-learning membutuhkan fasilitas baik itu CD-ROM, jaringan internet lokal, memory eksternal, server internet atau intranet, dengan konten yang objektif menggunakan media kata maupun gambar. Fasilitas e-learning menurut Horton (2003, p.16) adalahFacilitated e-learning combines the reliance on Web content found in learner led e-learning with the collaborative facilities found in instructor-led e-learning. It works well for learners who cannot conform to the rigid schedule of classroom training but who want to augment learning through discussion with other learners as well as with a facilitator. Assignments are typically made by posting them to a class discussion forum, where learners can also “hand in” their completed homework.Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa fasilitas e-learning yaitu gabungan antara 100 – Jurnal Pendidikan Vokasi Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1, Februari 2014 konten web yangdibutuhkan oleh siswa dengan konten yang dibutuhkan guru. E-learning dapat digunakan bagi peserta didik yang tidak bisa mengikuti pembelajaran di kelas namun ingin meningkatkan pembelajaran melalui diskusi dengan peserta didik lainnya maupun dengan fasilitator. Pengambilan dan pengumpulan tugas juga bisa dilakukan melalui e-learning. Ada 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning) menurut Sukardi, dkk (2007, pp.7-8), yaitu; 1) Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan internet; 2) Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar,misalnya CD-ROM, atau bahan cetak; dan 3) Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan. Disamping ketiga persyaratan tersebut, Sukardi masih menambahkan persyaratan lainnya, yaitu; 1) Lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning; 2) Sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet; 3) Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar; 4) Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar; 5) Mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara. Dari pernyataan-pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang membutuhkan fasilitas jaringan (Internet, LAN, WAN), komputer sebagai alat penyampaian informasi dalam bentuk layanan belajar, berupa portal elearning yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai educational tools lainnya. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran, interaksi antara peserta didik dengan dosen/ guru/instruktur maupun antar sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Pengajar dalam hal ini guru atau instruktur dapat memanfaatkan e-learning dengan menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas latihan yang harus dikerjakan oleh para peserta didik pada fitur-fitur web learning. Guru atau instruktur juga dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik dalam rentangan waktu tertentu sehingga kedisiplinan peserta didik dalam belajar dan mengumpulkan tugas dapat ditingkatkan. Dengan demikian diharapkan penerapan e-learning dapat memberikan manfaat antara lain; 1) Adanya peningkatan interaksi siswa dengan sesamanya dan dengan guru; 2) Tersedianya sumber-sumber pembelajaran yang tidak terbatas; 3) E-learning yang dikembangkan secara benar akan efektif dalam meningkatkan kualitas lulusan dan kualitas sebuah sekolah; 4) Terbentuknya komunitas pelajar yang saling berinteraksi, saling memberi dan menerima serta tidak terbatas dalam satu lokasi; dan 5) Meningkatkan kualitas tenaga pengajar karena dimungkinkan menggali informasi secara lebih luas dan bahkan tidak terbatas Manfaat pembelajaran elektronik menurut Bates dan Wulf dalam Sukardi,dkk (2007, p.10) menyatakan manfaat pembelajaran elektronik yang terdiri atas 4 hal terdiri atas 4 hal, yaitu; 1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity); 2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility); 3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience); dan4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Model pembelajaran berbasis e-learning termasuk dalam model pembelajaran yang masih relatif baru. Penerapan e-learning memiliki karakteristik-karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya. Karakteristik pembelajaran berbasis elearning sangat bervariasi tergantung pada implementasinya dalam dunia pendidikan

DEFINISI DAN KOMPONEN E-LEARNING

Kita mulai dari definisi. Istilah e-Learning atau eLearning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi eLearning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan: eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. Definisi-definisi lain berserakan di buku-buku. Cara termudah dan tercepat melihat berbagai definisi e-Learning, Ok apa yang dapat kita simpulkan dari berbagai definisi diatas? Metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet Tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik. Otomatis bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital). Adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar Kesimpulan definisi diatas ini yang sering saya gunakan untuk membuat bagan komponen e-Learning. Dengan kata lain, komponen yang membentuk e-Learning adalah: Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita. Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.

Teknologi E-Learning

Sebagai suatu sistem, eLearning sekurang-kurangnya terdiri atas: konten (content), perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), serta sumber daya manusia (brainware). Oleh karena itu, sistem eLearning pada kegiatan ini menitikberatkan pada konten, perangkat lunak, dan SDM yang terlibat di dalamnya. Banyak istilah yang terkait dengan e-learning, diantaranya: software learning; multimedia learning; computer based learning; online learning; distance learning; serta eLearning itu sendiri. Namun demikian, definisi e-learning menurut LearnFrame.com yaitu: “… Sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung proses belajar-mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone …” Beberapa hal manfaat dan cakupan yang dapat dihasilkan dengan adanya sistem eLearning ini, diantaranya: menghemat biaya secara keseluruhan (infrasturktur, peralatan, buku); menghemat waktu dan fleksibel dalam proses belajar mengajar; menjangkau wilayah geografis yang lebih luas; melatih pembelajaran lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem e-learning adalah: 1. Course Management: Konten yang sesuai dengan objek kajian sekurang-kurangnya terdiri dari: Dasar Teori; Latihan Soal I yang terkait dengan dasar teori; Eksperimen secara maya yang didukung dengan eksperimen secara nyata pada mata kuliah praktikum Fisika II; Latihan Soal II yang terkait dengan pemahaman eksperimen dan dasar teori yang melatar belakanginya. Konten ini dapat di-update serta di-share pada intenal institusi atau eksternal bila diijinkan. 2. Testing & Quizzess: Hal ini untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa sebelum melakukan ujian secara tertulis (UTS dan UAS). Setiap mahasiswa diharapkan dapat berlatih melalui latihan soal yang tersedia untuk mengukur pemahaman akan suatu materi. Jejak rekam latihan dari siswa setidaknya bisa dijadikan tolak ukur awal dalam menilai kesiapan mahasiswa dalam menempuh ujian ataupun mengukur kadar pemahamannya 3. Communication: Forum yang dilakukan antara DGurudan siswa agar tercipta suatu suasana yang mendukung proses belajar-mengajar. Harapannya, hubungan antara Guru dan siswa bisa menciptakan chemistry yang konstruktif bagi proses belajar mengajar. 4. Assignment: Penugasan-penugasan yang terekam jejaknya sehingga setiap mahasiswa dapat mengetahui dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosennya. 5. Recording grades: Perekaman nilai, baik nilai Tugas, Quiz, UTS, dan UAS sehingga siswa dapat termotivasi untuk meningkatkan strategi belajar yang lebih efektif. 6. Glossary: Terminologi-terminologi dan satuan/dimensi yang terlibat dalam objek kajian. 7. Survey: Untuk menilai tingkat keberhasilan dan keefektifan sistem eLearning ini untuk perbaikan ke depannya.ikan. 8. Site Management: Pengelolaan situs eLearning yang lebih baik, komprehensif, dan terintegrasi dengan sistem lainnya.

Jaringan Bigbluebutton E-Learning

Dalam perancangan e-learning akan ada tahap implementasi jaringan, aplikasi ini dioperasikan melalui jaringan LAN (Local Area Network) secara intranet. Model topologi jaringan yang digunakan terdiri dari sebuah server yang dihubungkan pada jaringan server komputer ke komputer lain Agar server dapat mudah diakses di dalam jaringan maka server diberikan IP Adress statis sesuai topologi jaringan dalam keperluan penggunaan. Sesuai skema perancangan Layout Jaringan LAN, Network Address yang dialokasikan untuk server adalah 192.168.3.0 dengan IP Address pada interface server Bigbluebutton adalah 192.168.3.2 dan IP Address pada interface router adalah 192.168.3.1. Langkah-langkah dalam mengkonfigurasi pengaturan jaringan secara manual pada server adalah dengan mengubah isi pada file interfaces di dalam folder /etc/network. Agar IP Address yang didapat bersifat statis, DHCP diganti menjadi static dan sesuaikan IP Address seperti topologi yang telah dirancang 1 iface eth0 inet static 2 Address 192.168.3.2 3 netmask 255.255.255.0 4 gateway 192.168.3.1 5 dns-nameservers 192.168.3.1 8.8.8.8 IP Address gateway adalah IP Address pada interface router yang terhubung langsung dengan server. Untuk primary dns-nameservers diisi dengan IP Address gateway dengan syarat pada router telah terpasang dan terkonfigurasi DNS Server. Sedangkan untuk secondary dns-nameservers dapat diisi dengan IP Address layanan DNS Server yang ada di internet seperti DNS Google, OpenDNS, Nawala dan lain-lain dengan syarat jaringan harus terhubung ke internet.

@RENI_FEBRIANTI . Theme images by Petrovich9. Powered by Blogger.